Wednesday, February 16, 2011

Tanda-tanda Kepribadian Seseorang Menurut kitab Tanbighul Ghofilin

Seorang yang berakal seharusnya menjaga empat macam untuk kebaikan amalnya, dan tidak menyia-nyiakan usahanya:

1. Ilmu, supaya tiap amalnya berdasarkan ilmu
2. Tawakkal, supaya mendapat keluasan dalam ibadat dan tidak mengharap kepada makhluk
3. Kesabaran, untuk kesempurnaan amal
4. Ikhlas, supaya dapat mencapai pahala.

Al-Hasan Al-Bashri berkata: Tiada seorangpun yang mengharap sorga melainkan ia rajin, sehingga kurus dan layu dan tetap terus sehingga bertemu pada Allah, tidakkah kamu memperhatikan firman Allah:

"Innal ladziina Qooluu Robbunaa Allaah tsummas-taqoomuu." (Sesungguhnya mereka yang menyatakan:
Tuhan kami Allah kemudian mereka istiqomah (tetap), tidak berubah dalam taqwanya).
Seorang Hakiem berkata: Orang yang Istiqomah itu harus seperti bukit, dan bukit ada empat tandanya:

1. Tidak cair karena panas
2. Tidak beku karena dingin
3. Tidak bergerak karena angin
4. Tidak berubah karena air bah.

Demikian pula seorang yang Istiqomah ada empat tandanya:

1. Tidak terpengaruh oleh budi seseorang untuk menegakkan hak
2. Juga tidak terpengaruh oleh kejahatan orang untuk menyeleweng dari yang hak
3. Hawa nafsunya tidak dapat menghalangi untuk mengerjakan perintah Allah
4. kekayaan dunia tidak dapat melupakan untuk ta'at kepada Allah.

Dari Aisyah ra. berkata bahwa Nabi SAW melakukan shalat malam hingga pecah-pecah kakinya. Aku bertanya, "Mengapa sampai demikian Ya Rasulullah? Bukankah Allah telah mengampuni semua dosamu, baik yang telah lewat atau yang belum?" Beliau menjawab, "Tidak bolehkah aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?" (HR Bukhari Muslim)

Fawaid

1. Beribadah kepada Allah SWT bukan hanya karena kita berharap pahala semata, tetapi juga dimotivasi atas rasa syukur kita terhadap semua nikmat yang telah kita peroleh.
2. Bentuk syukur yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW bukan dengan pesta pora, makan-makan, bagi-bagi hadiah atau kaulan, apalagi melakukan aneka ragam maksiat. Tetapi wujud syukur salah satunya adalah dengan melakukan shalat tahajjud hingga kaki pecah-pecah.
3. Ibnu Abi Jamrah menyebutkan bahwa janganlah seseorang diantara kita terbetik dalam benaknya bahwa yang dimaksud dengan dosa-dosa Rasululah SAW sebagaimana dosa-dosa kita manusia. Sebab tiap nabi itu makshum (terpelihara dari dosa besar dan kecil).

Suatu hari Hasan al-Bashri RA ditanya, " Ya Abal Hasan, apa rahasia zuhudmu dalam dunia ini, yang membuatmu begitu tenang?"

Hasan al-Bashri menjawab: "Aku tahu rizqiku tidak akan diambil orang lain, karena itulah kalbuku selalu tenang. Aku tahu perbuatanku, tidak akan dapat ditunaikan oleh orang lain, karena itulah aku sibuk mengerjakannya. Aku tahu Allah Ta'ala selalu melihatku, karena itulah aku merasa malu bila Dia melihatku sedang dalam maksiat. Dan aku tahu kematian itu sudah menungguku, karena itulah aku selalu menambah bekal untuk hari pertemuanku dengan Allah Azza wa jalla.

oleh : Gus Muh..,
syukron katsiron Gus , Mudah-mudahan kita termasuk di dalamnya.

No comments:

Post a Comment